
biarkan cangkirku terisi penuh hujan kirimanmu,
dan aku akan istirah
dengan desah dari bibirmu yang merah
kelak aku merindu,
jemarimu membersihkan kerah bajuku,
dan hangatmu dalam gelas susu
kini hanya sisa nafasmu yang tertinggal pelan
dalam lemariku
benarkan, aku merindu
bersama debu yang bercumbu dengan kayu tua,
seraya lumpuh dimakan rayaprayap tanpa iba
meski derap langkahmu, mengetuk loteng kala aku bercinta
aku tahu engkau sedang menari diantara sarang labalaba,
(aku melihat arlojiku )
ah,waktuku habis
biar aku mengunci rapat kamar ini
kelak, namamu terjahit erat di kelambu jendela
aku permisi !
(2010)
No comments:
Post a Comment